MAU SUKSES, DAHSYAT.. BUKTIKAN

Jumat, 24 September 2010

BISNIS BUDIDAYA ITIK


Bisnis budidaya itik memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif dalam arti tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan sambilan. Selain memiliki peluang bagus untuk dikembangkan karena permintaan yang makin tinggi dari masyarakat untuk konsumsi telur dan daging, peternakan itik membutuhkan pakan, khususnya sumber protein yang efisien.
Itik di Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal dengan nama Indian Runner (Anas javanica). Berbagai jenis itik lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis. Mungkin Anda pernah mendengar nama-nam itik seperti itik Alabio (dari Kalimantan Selatan), itik Tegal dan itik Mojosari dan Itik Maros.
Umumnya usaha peternakan itik ditujukan untuk itik petelur. Namun peluang itik pedaging juga bisa diambil dari itik jantan atau itik betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak itik sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak itik (5-8 minggu), pemeliharaan itik Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan itik petelur (umur 20 minggu ke atas).
Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata itik lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, itik alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.
Pengembangan dan pemeliharaan itik potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya menurut D.L Satie (1991) seperti dikutip Majalah Poutry Indonesia Online, dapat menggunakan itik yang telah lewat masa produksinya maupun itik jantan. Hal ini dimaksudkan karena itik jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Sementara untuk harga bibit, itik jantan lebih murah jika dibandingkan itik betina, karena msyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan dari itik betina sebagai petelur.
Masih menurut Satie, pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada itik betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan itik jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi. (SH)



SOSOK SUKSES WAHYUNI

SOSOK
Wahyuni, Dari Kaki Lima Jadi Juragan Mainan
Jumat, 24 September 2010 | 08:14 WIB


Tidak pernah terbayang di pikiran Wahyuni meraup omzet ratusan juta rupiah saat memulai usaha mainan edukatif. Maklum, dia mengawali usahanya dari kaki lima. Sekarang, perempuan berusia 33 tahun ini tak perlu lagi menjual langsung mainan buatannya. Ada banyak pedagang mainan yang membeli produknya untuk dijual kembali.

Perasaan bosan hanya menjadi ibu rumah tangga merupakan alasan awal Wahyuni, atau yang kerap dipanggil Yuni, memulai usaha berjualan mainan anak. Tahun 2007, dia mulai membeli mainan edukatif asal China.

Kemudian, dia menjualnya kembali ke sebuah pasar kaget di Bogor, Jawa Barat. Pasar kaget setiap akhir pekan itu selalu menjadi tempat langganannya untuk berusaha. Terbukti, barang dagangannya laris manis. Karena itu, ia mulai menjajaki pasar yang lebih luas dengan mengikuti sejumlah pameran. Termasuk, membuka satu toko mainan di Giant Mal Bogor.

Keberadaan toko ini tentu membutuhkan pasokan barang yang rutin agar usahanya terus berputar dan bisa membayar uang sewa toko. Namun, Yuni sangat kesulitan mendapatkan pasokan mainan secara rutin. "Barang impor sering kosong. Yang lokal juga kelebihan order," imbuhnya.

Setelah setahun menjalani bisnis mainan edukatif dengan menggantungkan pasokan barangnya dari luar, Yuni membuat sendiri barang-barang tersebut. Kebetulan, saat berjualan di kaki lima, dia bertetangga dengan tukang pembuat mainan. "Awalnya kami buka di garasi dengan modal sekitar Rp 5 juta," tutur Yuni.
Dengan merek dagang bertajuk Omocha yang artinya mainan dalam bahasa Jepang, dia membeli dua mesin pembuat mainan. Mereka juga mendirikan usaha bernama CV Omocha Toys.

Karena belum bisa membuat desain sendiri, pertama kali Yuni hanya mencontoh produk-produk impor yang sudah ada. Setelah itu, dia mulai melakukan modifikasi. "Saat ini kami ada tim kreatif sendiri supaya pasar tidak bosan," ujarnya.

Usaha mainan Yuni terus berkembang. Garasi rumahnya sudah terlalu sempit untuk menampung aktivitas usahanya. Apalagi, debu-debu kayu turut beterbangan ke dalam rumahnya.

Maka, Yuni pun memindahkan bengkel kerjanya ke lahan yang lebih luas. Di belakang kompleks perumahannya, dia membeli lahan kosong seluas 100 meter persegi, dan mendirikan bangunan semipermanen. Ia juga merogoh kocek Rp 80 juta untuk membeli peralatan dan mesin pembuat mainan.

Usahanya sebagai produsen mainan edukatif semakin berkibar. Selain dijual langsung, banyak pedagang yang membeli produknya untuk dijual kembali. Ibu tiga anak ini memperkirakan ada ratusan pedagang dari seluruh Indonesia yang jadi langganannya. "Paling banyak di Pulau Jawa," katanya.

Produksi Omocha tiap minggu mencapai sekitar 1.000 hingga 1.500 puzzle dan ratusan mainan lainnya. Ia dibantu 30 karyawan untuk memproduksi seluruh mainan Omocha.

Dari produksi itu, CV Omocha Toys bisa mencetak omzet Rp 80 juta hingga Rp 100 juta per bulan. "Kalau pas ada proyek bisa sampai Rp 200 juta," kata Yuni. Proyek tersebut berasal dari berbagai kalangan, seperti Departemen Pendidikan Nasional, perusahaan, hingga suvenir pernikahan.

Yuni bersedia menerima order suvenir lantaran bahan bakunya juga berasal dari kayu. Tak hanya itu, Yuni juga menerima order pembuatan boneka kayu. "Padahal saya biasanya tidak membuat boneka," imbuh dia.

Order ini datang dari restoran-restoran untuk hadiah dengan jumlah pembelian tertentu. Begitu juga order dari produsen pakaian yang memberi hadiah puzzle kepada pelanggannya.

Pendapatan yang terus membesar membuat Yuni berpikir mengembangkan usahanya. Terutama meningkatkan kemampuan workshop-nya supaya bisa memproduksi mainan lebih banyak. Ia membandingkan, saat ini produsen mainan China bisa memproduksi 1.000 unit mainan sehari dengan mesin yang lebih canggih. Adapun dia hanya bisa memproduksi 200 unit mainan per hari. (Wahyu Tri Rahmawati/Kontan)




PEBRIK SEPEDA LOKAL MENDUNIA

PABRIK SEPEDA


Sepeda Indonesia "Gowes" International
Jumat, 24 September 2010 | 19:29 WIB
SIDOARJO, KOMPAS.com -- Mereka yang gemar bersepeda pasti akrab dengan merek-merek seperti Scott, Raleigh, Araya, atau Berg. Tapi tahukan Anda bahwa beberapa jenis sepeda yang menyandang merk tersebut ternyata dibuat di Sidoarjo?
Adalah PT Insera Sena, perusahan sepeda lokal merek Polygon yang bermarkas di Desa Wadungasih, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang mendapat pesanan untuk membuat frame-frame manca negara ini. Perusahaan yang juga hadir dengan berbagai seri sepedanya ini merasakan manisnya bisnis "gowes" yang memang marak di mana-mana.
Tidak hanya frame ekspor, produksi Insera Sena juga meningkat seiring ramainya isu pemanasan global (global warming) dan maraknya tren bersepeda di Tanah Air. Tiap tahun permintaan sepeda mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat membangun komunitas-komunitas untuk ikut menyelamatkan bumi dari kerusakan yang kian masif.

"Kecenderungan itu memang sangat dirasakan. Setiap tahun selalu ada peningkatan produksi," kata General Manager Produksi PT Insera Sena Hary Rusli,
di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (24/9/2010).

Memasuki tahun 2010 ini, katanya, jumlah produksi sepeda mencapai angka 600 ribu unit per tahun. Ia memastikan jumlah produksi itu akan bertambah tiga kali lipat pada tahun 2011 mendatang seiring dibangunnya pabrik baru, yang berlokasi masih di kawasan tersebut.

"Dari total produksi tersebut, 60 persen ditujukan untuk ekspor, beberapa di antaranya untuk memenuhi pesanan perakitan sepeda merek terkenal di luar negeri seperti Scott dari Belgia, Raleigh (Inggris), Berg (Portugal), Mustang (Denmark) dan Araya (Jepang)," katanya. Sebanyak 40 persen produksi diperuntukkan untuk permintaan di dalam negeri.
Dijabarkan Hary, untuk pangsa pasar sepeda merek Polygon sendiri, pemenuhan kebutuhan lokal masih cukup tinggi ketimbang luar negeri. "Sekitar 80-85 persen untuk pasar lokal, sisanya diekspor ke sejumlah negara di kawasan regional, seperti Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Korea," katanya.

Seiring dengan terus tumbuhnya industri sepeda, lanjut Hary, PT Insera Sena akan terus melakukan penetrasi yang lebih luas, tak hanya lokal tapi juga mancanegara. "Targetnya besar bagaimana bisa menembus pasar Eropa. Namun, itu masih banyak hal yang harus disiapkan. Dalam waktu dekat kita akan mengarahkan pasar kita ke Filipina dan Australia. Itu targetnya tahun 2011 nanti," ujar Hary.



SEDIKIT CERITA PENDIRI MBAH GOOGLE

October 2nd, 2008
Wah rasanya kalau kita bicara 2 Pendiri Google orang ini kayak nya penuh Cerita Sukses Seru yang fenomenal ,bayangkan Hanya dalam waktu 10 tahun lebih, mereka berhasil menempati posisi 5 besar warga terkaya di AS. dan menjadi TOP 30 Orang Terkaya Didunia , wew gimana gak kaya mereka aja bisa membayar Ratusan Ribu Orang didunia dari Program Google Adsense Publisher newbie kelas ecek2 seperti saya saja mampu dibayar dengan angka cuman …. digit $ perbulan, nah kalau dilihat dari 10 web terbaik versi alexa (data versi oktober 2008) 3 web adalah milik om google : youtube,google.com dan blosgpot ,… weks …bagaimana kalau kita kilas sedikit cerita sukses nya melalui sejarahnya
Google berasal dari kata googol yangdiplesetkan.Di situs milik majalah Moment, Mark Malseed menyebutkan dua orangini bersahaja, pria baik-baik, dan tak terlena oleh kemewahan.Sergey (34) tak pernah bisa melihat makanan tersisa di piring.Demikian pula Larry (34), ia tak silau dengan atribut kemewahan,walau mereka kini memiliki pesawat pribadi Boeing 767 yang disulapmenjadi rumah mewah untuk perjalanan mereka.Google Inc berkantor di Googleplex, di selatan San Fransisco Bay.Majalah Fortune pernah menjuluki Googleplex sebagai tempat bekerjaterbaik di AS pada tahun 2007. Suasana kekeluargaan, makanan gratistiga kali sehari, lokasi perawatan bayi bagi ibu muda, serta kursipijat elektronis pun tersedia.Kedua orang ini bertemu ketika sama-sama belajar teknik komputer diStanford University tahun 1995. Pertemuan itu ditandai denganperdebatan, tetapi mereka tetap menjalin kontak dan terus salingberadu argumentasi.
Keduanya lalu mendirikan sergeyandlarry- proyek yang kemudianmelahirkan Google, dimulai dari sebuah garasi di Menlo Park,California, milik Susan Wojcicki, yang kini menjadi Wakil PresidenManajemen Produk Google. Susan adalah kakak Anne Wojcicki, istriLarry.Situs ini khusus mendalami pencarian informasi hasil-hasil risetyang sudah dituangkan internet. Idenya sederhana. Di dunia akademis,Anda akan dianggap berkualitas dan makalah Anda lebih bernilai, jikasemakin banyak mengutip hasil-hasil riset hebat.Akan tetapi, butuh 5.700 tahun mencari informasi pada tiga miliarhalaman Google yang ada sekarang. Pertanyaan mereka adalah bagaimanamendapatkan informasi itu dalam hitungan detik dengan hanya membukasatu situs bank data?You Google it! (Anda cari saja di Google), demikian majalah Forbespada edisi 26 Mei 2003, menceritakan sukses dari jerih payah duetini.Sebelum Google muncul, mencari informasi yang relevan di internet sama seperti berjalan pada malam gelap
Kami ingin menawarkan web yang tidak saja ingin mencariinformasi, tetapi web yang menyenangkan, ” kata Sergey, PresidenTeknologi Google.Bagaimana mereka bisa sukses? “Cerita orangtua soal Rusia, danpengalaman masa kecil saya yang selalu takut menghadapi otoritas diRusia. Juga kesediaan ayah saya mengambil risiko hijrah ke AS telahmembuat saya memberontak, ” ujar Sergey melukiskan niatnya untukmenghapus kekecewaan sang ayah soal Rusia.Suatu saat, di samping ayahnya, Sergey berujar, “Terima kasih, Pak,telah membawa saya ke AS.”Michael, ayah Sergey, merendah. “Ide kewirausahaan Sergey pasti tidak datang dari latar belakang kehidupan keluarga. Akan tetapi,saya bangga, tak pernah menyangka dia akan seperti ini,” kataMichael.Namun, sukses bisnis Google juga dipoles setelah Sergey dan Larrymenyewa Eric E Schmidt, mantan karyawan Sun Microsystems. Di baliksukses inovasi Google juga ada sekian banyak doktor matematika dengan lulusan terbaik.
BIODATA
Nama: Lawrence (Larry) Page

Lahir: Lansing, Michigan, AS, 26 Maret 1973
Status: Pendiri dan menjabat sebagai Presiden Produk-produk GoogleInc
Kekayaan bersih: 18,5 miliar dollar AS (2007), nomor lima terkaya diAS bersama Sergey berdasarkan majalah Forbes, Maret 2007
istri : Lucy Southworth
Sekolah: SD, SMP Montessori, Lansing, Michigan. SMA dari EastLansing. Sarjana Muda dari University of Michigan bidang teknikkomputer, gelar master dari Stanford University
Penghargaan: Global Leader for Tomorrow dari The World EconomicForum
Mini banner



Nama: Sergey Brin

Lahir: Moskwa, Rusia, 21 Agustus 1973. Pada 1979 keluarganyabermigrasi ke Maryland, AS
Sekolah: SD, SMP di Paint Branch Montessori School, Adelphi,Maryland. SMA di Eleanor Roosevelt, gelar master dari University ofMaryland, bidang matematika. Dia mendapat beasiswa dari NationalScience Foundation untuk belajar di Stanford University, bidangkomputer.
Sama seperti Larry, ia meninggalkan program doktor untukmendalami Google
Penghargaan: Januari 2005 ia bersama Larry Page dinominasikan sebagai Young Global Leaders oleh World Economic Forum.
Tahun 2007 ia dinyatakan sebagai nomor satu dari 50 orang terpenting di web
Istri: Anne Wojcicki, menikah di Bahamas, 2007
Sumber: www.Kompas.com

Masukkan Code ini K1-2115F5-6
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com